Kompetensi pelatihan kerja yang diselenggarakan Balai Latihan Kerja (BLK)
Kabupaten Pekalongan dan BLK di seluruh Indonesia sudah sesuai dengan yang ada
di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia yaitu dengan 240
jam pelatihan.
Demikian
disampaikan Kepala UPT Balai Latihan Kerja Dinsosnakertrans Kabupaten
Pekalongan, Ikhlas Ananda, SH., M.Si, di ruang kerjanya, Rabu (06/03/2013).
Ikhlas
menuturkan bahwa Pemkab Pekalongan memberikan bekal atau ilmu dasar bagi
peserta pelatihan kerja. Namun demikian dalam pengembangannya diserahkan kepada
masing-masing peserta pelatihan kerja di lingkungan kerjanya nanti. “Sebagai
contoh untuk jurusan menjahit, kami memberikan kesempatan kepada peserta
pelatihan kerja menggunakan berbagai merek dengan banyak model yang ada di
mesin jahit,” tuturnya.
“Sehingga
bagi peserta yang nantinya terjun ke tempat kerja baik garmen maupun konveksi
atau bahkan di home industry dengan menggunakan mesin jahit yang berbeda-beda,
mereka sudah mampu mengoperasikannya,” imbuh Ikhlas.
Untuk
peserta pelatihan, kata Ikhlas, diadakan seleksi yang dimaksudkan untuk
mengetahui sejauhmana kemampuan/skill yang dimiliki. Misalnya untuk pelatihan
perbengkelan, mereka ada yang sudah kenal peralatan-peralatan seperti kunci
atau obeng, bahkan ada yang sama sekali belum tahu. Sehingga mereka nanti akan
ditempatkan di kelas yang berbeda. “Kami tidak ingin mencetak SDM tenaga kerja
yang asal-asalan. Namun kita akan mencetak yang berkualitas baik dari sisi ketrampilan, sikap, mental maupun
motivasi,” katanya.
Pelatihan
kerja berbasis kompetensi tahun 2013 diselenggarakan dalam 6 gelombang dengan
masing-masing kejuruan, yang setiap gelombangnya berjalan selama 1 bulan (240
jam pelatihan). Sedangkan jumlah peserta sebanyak 384 orang, terdiri dari
gelombang I 72 peserta, gelombang II (72), gelombang III sampai dengan
gelombang V masing-masing diikuti oleh 64 orang dan gelombang VI diikuti oleh
48 peserta.
Ke-6
gelombang/juruan tersebut yaitu (1) gelombang I kejuruan las, otomotif sepeda
motor, penjahitan dan teknisi HP (4 Maret – 9 April 2013); (2) gelombang II
meliputi kejuruan otomotif mobil, operator komputer, pertukangan dan pertanian
(15 Maret – 17 April 2013); (3) gelombang III kejuruan operator computer,
otomotif mobil, menjahit, tata rias (April – Mei 2013); (4) gelombang IV
kejuruan teknisi HP, operator computer, menjahit, pertanian dan las (Mei – Juni
2013); (5) gelombang V kejuruan otomotif sepeda motor, otomotif mobil, tata rias
dan las (Agustus – September 2013); dan (6) gelombang VI kejuruan teknisi HP,
menjahit I dan menjahit II (Oktober – Nopember 2013).
Sedangkan
sistem pelatihan yang digunakan meliputi teori dan praktek. Untuk materi teori yang
diberikan meliputi 30 persen dari jumlah jam pelatihan/pelajaran. Sedangkan
untuk praktek dilaksanakan setelah pemberian materi teori pada tiap-tiap sub
bagian.
Bagi
peserta yang dapat menyelesaikan kegiatan sampai dengan selesai dan lulus
evaluasi akan mendapatkan sertifikat pelatihan. “Sertifikat yang kami keluarkan
sudah diakui kompetensinya dan dapat digunakan untuk mencari kerja di
perusahaan-perusahaan,” terang Ikhlas Ananda.
Sementara
itu, Kepala Dinsosnakerrans, Hari Suminto, SH. MH saat membuka pelatihan kerja
gelombang I, Senin (4/03/2013) menyampaikan agar para instruktur memperbanyak
jam prakteknya daripada teorinya, atau dengan system teori-praktek,
teori-praktek, begitu seterusnya. Sedangkan kepada para peserta diminta untuk
mengikuti pelatihan secara full 1 bulan, selalu menjaga kesehatan dan jangan
segan-segan untuk bertanya sebanyak mungkin kepada para instruktur.
“Saya
berharap, setelah selesai mengikuti pelatihan para peserta memiliki ketrampilan
sehingga dapat membuka usaha atau melamar kerja sesuai dengan ilmu yang
diperoleh dari bekal ilmu dan sertifikat dari BLK,” harap Hari Suminto(sumber:Humas kab.Pekalongan)
Tags:
Warta Kajen