
Kajen - Banjir yang melanda di wilayah Kabupaten Pekalongan beberapa hari terakhir, tidak hanya membuat ribuan rumah terendam. Namun, juga menelan korban jiwa sebanyak tiga orang. Lokasi kejadian tersebut,berada di tempat yang berbeda yakni di Desa Wangandoro dan Kalipancur Kecamatan Bojong, serta di Desa Sastrodirjon Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.
Berdasarkan data yang dihimpun, kejadian pertama dialami
Ahmat Ihsan Khuluqi bin M Toha (4). Pada hari Minggu (2/2) sekitar pukul 09.45,
korban bersama temannya yakni Ques Al-Qornis (8), bermaksud hendak buang air
besar di sungai, tanpa sepengetahuan orang tua. Korban kemudian menuju ke sungai
dan terpeleset jatuh ke dalam sungai serta tenggelam. Kemudian, Ques meminta
pertolongan kepada warga lain yakni Supriyadi (50) dan M Kumaidi (39).
“Setelah dicari antara jarak 400 meter, korban
ditemukan tewas dan dibawa kerumah duka di Desa Wangandoro Kecamatan Bojong, selanjutnya
dibawa ke RSUD kajen,” ungkap Supriyadi warga setempat.
Pada hari yang sama, kejadian nahas juga menimpa
Ismail (18) warga Desa Kalipancur Rt 07/03 Kecamatan Bojong. Peristiwa bermula
saat korban bersama tiga rekannya hendak menjenguk saudaranya yang tinggal di
Desa Randumuktiwaren yang terkena banjir. Namun, saat melintasi area
persawahan, korban tiba-tiba terseret air banjir.
“Mendapat informasi tersebut, warga bersama petugas
melakukan pencarian mulai pukul 11.00 hingga 15.00. Setelah ditemukan, korban langsung
diserahkan ke pihak keluarga,” kata Kepala Desa Kalipancur Kecamatan Bojong
Edy.
Korban selanjutnya, yakni Hardi bin Sapar (50), seorang
penggali pasir, warga Kesenek Rt 01/02 Desa Kutosari Kecamatan Karanganyar
Kabupaten Pekalongan. Awal mula kejadian itu, terjadi kemarin sekitar pukul 10.30.
Korban, menyeberang di tempuran antar Sungai Singkarang dan Sungai Blimbing.Karena arus terlalu deras sehingga korban hanyut
terbawa air di kedalaman antara 3 hingga 5 meter dan ditemukan warga kemarin, sekitar
11.00 di Sungai Singkarang Desa Sastrodirjon Kecamatan Wonopringgo Kabupaten
Pekalongan, atau 500 meter dari tempat menyeberang dan tersangkut di batu dalam
keadaan meninggal dunia.
“Saya mengimbau kepada warga untuk lebih mengawasi
kegiatan putra putriya di rumah, serta tidak perlu berwisata banjir, karena
akan memecah konsentrasi petugas,” ujar Humas Polres Pekalongan AKP Margono
saat ditemui di kantornya kemarin. (H79)
Tags:
Warta Kajen