Menikmati Pucuk Rotan, Menu Buka Puasa Unik Warga Medan

Salah satu sajian favorit berbuka puasa masyarakat di Kota Medan adalah pakat atau biasa dikenal dengan sebutan pucuk rotan.
Berbagai sajian menu berbuka puasa unik banyak ditawarkan di sejumlah daerah. Di Kota Medan, salah satu sajian favorit masyarakat di sana adalah pakat atau biasa dikenal dengan sebutan pucuk rotan.

Bagi masyarakat Tapanuli Selatan di Kota Medan, pakat diminati karena memiliki khasiat sebagai pembangkit nafsu makan saat berbuka puasa maupun makan sahur.

Pedagang pakat bisa Anda temui di pinggir-pinggir jalan di kawasan Jalan Letda Sujono, Medan. Salah satunya, Sunar Siregar yang telah merintis penjualan pakat di Medan selama 18 tahun bersama sanak saudara beserta kerabatnya.

Memasuki bulan Ramadan, penjualan pakat milik Sunar melonjak tajam dari hari biasanya. Jika di hari biasa ia hanya mampu menjual sekitar 300 batang, namun di bulan puasa kini ia bisa menjual pucuk rotan itu hingga 15 ribu batang tiap harinya.

Menu Ramadan

Dalam mengolah pakat, Sunar lebih dulu membakar pucuk rotan dengan tungku, arang, atau batok kelapa dengan waktu sekitar 15 menit hingga kulit pakat agak terkupas. Selain dapat dijadikan bahan lalapan yang dicampur dengan sambal kecap dan pakat juga biasa dimasak gulai oleh warga Mandailing di Kota Medan.

Rony, salah seorang pembeli, mengaku pakat sudah menjadi ciri khas tersendiri sebagai menu berbuka puasa bagi masyarakat Mandailing.

Warga juga sangat menyukai pakat, karena harganya yang begitu ekonomis. Dengan hanya mengeluarkan uang Rp10 ribu, Anda sudah bisa membawa pulang lima batang pakat yang sudah dibakar dan dikupas. Untuk menambah selera makan, Anda juga bisa menambahkan lemang sebagai pencuci mulut.

Pakat rotan ini juga merupakan makanan adat yang disantap pada upacara-upacara adat bagi warga Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal.
(sumber:Vivanews.co.id)
Lebih baru Lebih lama