
Kabar soal gonjang-ganjing di internal pendukung Joko Widodo yang tengah berebut jatah menteri mulai berhembus. Rebutan jatah menteri di kalangan internal ini malah bisa jadi ganjalan Jokowi untuk membentuk kabinet yang bersih dan profesional.
"Ini menjadi tantangan pertama bagi Jokowi, karena akan dibuktikan mampu nggak dia memilih orang-orang yang tepat untuk posisi yang tepat," kata pengamat politik Arya Fernandes, Selasa (5/8/2014).
Arya menjelaskan, kegaduhan yang terjadi justru di internal pendukung ini malah akan mengganggu konsentrasi Jokowi. Padahal, presiden terpilih membutuhkan waktu dan suasana yang kondusif agar bisa menemukan tokoh terbaik untuk menduduki jabatan menteri di kabinet.
"Justru cara berkoar-koar meminta jatah menteri adalah tidak baik bagi proses awal pembentukan dan penyusunan kabinet, karena di awal mereka sudah sepakat koalisi tanpa syarat. Seperti apa wajah kabinet ditentukan Jokowi," jelas Arya.
"Kegaduhan itu justru akan mengganggu konsentrasi Jokowi dan JK," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, internal kubu pengusung Jokowi-JK bergeliat pasca penetapan kemenangan oleh KPU, penyebabnya tak lain karena kursi menteri. Dikabarkan terjadi persaingan antara para pengusung yang berasal dari parpol dengan mereka yang bergerak secara individu.
"Orang-orang non parpol nafsunya lebih ngeri, mengalahkan orang-orang yang di partai," kata seorang elite parpol pendukung Jokowi-JK saat berbincang dengan detikcom, Senin (4/8/2014).
Selain itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga pernah mengingatkan bahwa sudah ada pembicaraan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati dengan PKB diawal jalinan koalisi ihwal kursi menteri agama.
Menurut politikus PKB Ali Maschan Moesa khusus untuk posisi menteri agama sudah diserahkan kepada PKB. “Ada semacam komitmen kalau yang urusan agama diserahkan ke kami, PKB, NU lah,” kata Ali Maschan ketika dihubungi detikcom, Jumat (1/8).
(sumber:Detik)
Tags:
Nasional