Nelayan Mengeluhkan Biaya Mahal Untuk Membuat Ikan Asin Di Musim Penghujan

KAJEN - Para nelayan mengeluhkan pengeluaran tambahan untuk membuat ikan asin selama musim penghujan kali ini, dikarenakan sedikitnya cahaya matahari sehingga produsen ikan asin di sekitar tempat pelelangan ikan (TPI) Wonokerto, Kabupaten Pekalongan mengaku  membutuhkan lebih banyak garam agar ikan yang diasinkan bisa bertahan lebih lama.

Carudi, salah seorang nelayan setempat menuturkan, banyak produsen ikan asin yang terpaksa mengawetkan ikan dengan penggaraman agar bisa bertahan lebih lama mengingat cuaca lembab.

"Solusinya ya dibacem. Habis diseset, ikan dikasih garam yang banyak biar agak awet. Baru kalau ada panas, ikannya dijemur", jelas Carudi. 

Carudi menambahkan Mereka harus merogoh saku lebih dalam,sehingga tidak sedikit produsen ikan asin yang menghentikan kegiatan produksinya sampai musim hujan berakhir.

 "Ya kalau ndak ada panas gini, otomatis garam yang dipake juga lebih banyak. Normalnya 10 kilo itu cukup, tapi sekarang bisa sampai 50 kilo untuk sekali produksi", ungkapnya.

Sementara itu juru timbang TPI Wonokerto, Mayanto Soeparno justru mengklaim bahwa permintaan ikan asin basah meningkat kebanyakan peminatnya adalah masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan.
Lebih baru Lebih lama