Angka Kematian Bayi (AKB) Meningkat

KAJEN -  Bupati Pekalongan Amat Antono ketika menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun Anggaran 2015 kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menyampaikan bahwa Penyebab terbesar kematian bayi dikabupaten pekalongan adalah BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) sekitar 41 kasus (32,53 persen), disusul kasus Akfisia (sesak nafas) 32 kasus (25,39%), Pneumonia 11 kasus (8,73%), Sepsis tiga kasus (2,17 persen), Aspirasi empat kasus (3,17 [persen), sedangkan sisanya 27,77% atau 35 kasus (Infeksi, kongenital, ikterus, dll).

Adapun angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Pekalongan menurun cukup signifikan. Pada tahun 2014 AKB sebesar 7,25 per 1.000 kelahiran hidup, dan ada kenaikan di tahun 2015 sebesar 8,07, namun masih dibawah target Kabupaten dengan jumlah kematian bayi riil sebanyak 126 bayi.

Lebih lanjut Bupati menyampaikan Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Pekalongan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 2014 AKI sebesar 243,75 per 100.000 kelahiran hidup, dan turun menjadi 141,06 tahun 2015.

Hal ini, kata Bupati, disebabkan adanya dukungan Program EMAS dari USAID yang berperan dalam perubahan manajemen dan tatalaksana dalam penanganan rujukan kebidanan diantara fasilitasi kesehatan yang ada (Puskesmas dan Rumah Sakit).

Sementara untuk realisasi anggaran pendidikan pada pelaksanaan APBD 2015, kata Antono mencapai 89,5 persen. “Program dan kegiatan pada Urusan Pendidikan dilaksanakan melalui anggaran belanja langsung (tidak termasuk anggaran belanja langsung rutin SKPD) sebesar Rp 81.885.554.140, dan terealisasi sebesar Rp 78.693.025.101 atau 89,54%,” papar dia.

Antono menerangkan, capaian pembangunan pendidikan tahun 2015 mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2014 yang dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain Angka Partisipasi Kasar (APK) yang meningkat dibanding tahun 2014.

Untuk APK SD/MI dari 103,34% menjadi 103,73%, SMP/MTs dari 99,84% menjadi 99,85% dan SMA/SMK/MA dari 67,66% menjadi 67,95%. Kemudian untuk Angka Partisipasi Murni (APM) juga mengalami peningkatan dari tahun 2014. Untuk APM SD/MI dari 92,46% menjadi 92,61%, SMP/MTs dari 81,32% menjadi 81,34% dan SMA/SMK/MA dari 46,73% menjadi 46,98%.

Selanjutnya Angka Putus Sekolah (APS) tahun 2015 SD/MI mencapai 0,33% sama dengan tahun 2014, SMP/MTs 0,19% lebih rendah dari tahun 2014 yang mencapai 0,29% serta SMA/SMK/MA mencapai 0,38% lebih tinggi dari tahun 2014 yang sebesar 0,30%.

Dilihat dari kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang ada, yaitu berupa kondisi ruang kelas dalam keadaan baik, maka pada tahun 2015 mengalami peningkatan jika dibanding tahun 2014. “Kondisi ruang kelas dalam kondisi baik untuk PAUD pada tahun 2015 mencapai 50% meningkat dari tahun 2014 yang 45%. SD mencapai 85% dari semula 83%, SMP dari 87,5% menjadi 88% serta SMA menjadi 90% dari 87% di tahun 2014,” jelas Bupati.
Lebih baru Lebih lama