Kepala SD Negeri Duet, Ismail, membenarkan hal itu saat dikonfirmasi kemarin. Namun, tidak seluruh bangunan pada sekolah tersebut terkena pembangunan tol tersebut.Dia juga mengaku belum tahu terkait ganti ruginya. Pihaknya masih menunggu perintah dari dinas pendidikan pemuda dan olah raga (dindikpora) Kota Pekalongan.Pihaknya berharap segera ada solusi dari pemerintah daerah setempat. Sebab, pada sekolah setempat sudah tidak ada lagi ruang untuk menggantikan ruang kepsek yang terkena pembangunan tol tersebut.
"Saat sosialisasi tol kami juga dipanggil dan menyaksikan pengukuran. Yang kena cuma kantor kepala sekolah dan halaman saja," katanya kemarin.
Sementara itu Lurah Soko Duwet, Muhammad Lutfi, mengaku juga masih menunggu petunjuk dari Pemkot Pekalongan. Sebab, bangunan kelurahan tersebut merupakan milik pemkot setempat.
Dijelaskan, setidaknya ada empat lahan milik pemkot setempat yang terkena pembangunan tol tersebut. Keempatnya yakni bekas bengkok Kali Beluk Batang, tanah Kelurahan Soko Duwet dan SD, tanah perorangan yang dihibahkan untuk pemkot, serta sebagian jalan kampung Kelurahan Soko Duwet.
Lebih lanjut dikatakan, selain halaman kantor kelurahan setempat, teras kantor juga diperkirakannya terkena proyek tersebut. Sehingga pihaknya berharap ada solusi saat pembangunan tol nanti.
"Halaman kelurahan dan SD sekitar 2 meter dari kantor kelurahan ini. Jadi jalan tol mepet sekali nantinya. Kalau bangunannya mau dimundurkan, ada tanah milik warga di belakang kantor. Lahan milik beberapa warga, tapi mereka masih satu keluarga. Atau kalau tidak memindah pintu masuknya," terangnya.
Terkait pembayaran ganti rugi tanah milik warga, pihaknya memperkirakan akan selesai dilakukan pada Maret ini. Namun pihaknya mengaku belum mengetahui tanggal pembayarannya.
Tags:
Warta Kajen