KAJEN
– Pelaksanaan Pembukaan TNI Manunggal Masuk Desa
(TMMD) Sengkuyung Tahap II (Reguler 97 dan Sengkuyung II) Tahun 2016,diwarnai dengan penyerahan bantuan untuk merehap Rumah Tidak
Layak Huni (RTLH) dalam bentuk buku tabungan berisi masing masing 10 juta
rupiah kepada 17 orang warga desa Sambiroto Kecamatan Kajen. Bantuan diserahkan
secara simbolis oleh Bupati Pekalongan H. Asip Kholbihi, SH, MSi didampingi
Wakil Bupati Pekalongan Ir. Arini Harimurti kepada Kartubi dan Wastri.Selasa (20/9).
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Lapangan
Desa Sambiroto Kajen tersebut, Dansatgas Sengkuyung II, yang juga Danramil
03/Kajen Kodim 0710 Pekalongan Kapt. Inf. Parman dalam laporannya menyampaikan,
selain merehap RTLH, program TMMD Sengkuyung II lainnya adalah pembuatan
makodam jalan dengan volume panjang 1.232 M x lebar 4 M, pengaspalan jalan
dengan volume panjang 760 M x lebar 2,8 M, pembuatan turap dengan volume
panjang 120 M x tinggi 1 M dan volume panjang 70 M x tinggi 1 M serta pembuatan
plat dekker volume panjang 5 M x lebar 1 M sebanyak 2 buah. “TMMD ini juga akan
memberikan penyuluhan dan pelatihan ketrampilan sesuai kebutuhan dan potensi
yang ada di lokasi TMMD, “ ujar Parman.
Lebih lanjut
Parman melaporkan, TTMD yang dibiayai dengan APBD Provinsi dan APBD Kabupaten
sebesar 430 juta rupiah tersebut akan digelar selama 21 hari dari tanggal 20
September hingga 10 Oktober 2016. Ditambahkannya bahwa manfaat yang bisa
didapat dari proyek tersebut diantaranya adalah akan dapat meningkatkan
pendapatan ekonomi masyarakat, memperlancar arus lalu lintas, mendorong
semangat masyarakat dalam membangun desanya, dan juga meningkatkan kemanunggalan
TNI-Rakyat.
Sementara itu Gubernur
Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, SH, MIP dalam sambutannya yang dibacakan Bupati
Pekalongan H. Asip Kholbihi, SH, MSi memberikan apresiasi atas sinergitas TNI/Polri
bersama Kementerian, Lembaga Non Kementerian dan Pemerintah Daerah dalam
percepatan pembangunan desa melalui TMMD. “TMMD telah betul-betul menjadi sebuah program
nyata bagi peningkatan kesejahteraan rakyat di desa-desa. Semangat gotong royong yang terus terawat dengan baik
lewat TMMD inilah kemanunggalan TNI dengan rakyat yang telah banyak memberi manfaat
nyata bagi rakyat itu sendiri,” katanya.
Lebih lanjut Ganjar
menyampaikan dengan infrastruktur jalan dan jembatan desa yang makin baik serta
pembangunan fisik lainnya memberikan dampak positif bagi kesejahteraan
masyarakat desa. “Tidak kalah memberi manfaat untuk yang non fisik. Ini menjadi
pola-pola pemberdayaan agar rakyat makin berdaya saing. Rakyat desa makin punya
kemampuan secara mandiri untuk lepas dari belenggu kemiskinan dan
keterbelakangan, serta sekaligus punya daya tangkal kuat atas berbagai potensi
ancaman dan gangguan yang membahayakan kondusivitas wilayah serta tetap
tegaknya NKRI,” jelasnya.
Ditambahkan Ganjar, pada
prinsipnya, TMMD bagian dari ikhtiar dan upaya bersama untuk menanggulangi
kemiskinan, keterbelakangan, ketertinggalan dan ketergantungan, khususnya di
lingkup perdesaan dan juga diberbagai kawasan pinggiran dan perbatasan. “Ini
cara merawat ke-Indonesia-an kita hari ini. Dengan kesengkuyungan dan kegotong
royongan kita bangun dan berdayakan masyarakat desa, dan kita dayagunakan
potensi untuk mengatasi persoalan dengan solusi,” tambahnya.
Terkait dengan angka kemiskinan
di Jateng yang masih cukup tinggi, yaitu per Maret 2016 sebesar 13,27% atau
4,507 juta jiwa, Ganjar menganggap hal ini adalah PR besar yang harus segera
diselesaikan mengingat masih ada 15 daerah yang berada pada zona merah
kemiskinan. “Kita sedang dan terus mengatasi masalah ini dengan prioritas pada
wilayah yang berada di zona merah kemiskinan. Strateginya, bagaimana kita membantu
mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin dan meningkatkan pendapatan
mereka,” tegasnya.
Tags:
Warta Kajen
