KAJEN - Mencari
solusi penyelesaian rob secara komprehensif terus dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Salah satunya adalah dengan membangun
kerjasama dengan pihak luar negeri khususnya negara Belanda.
"Kita
sudah pernah menandatangani pernyataan kehendak (Statement of
Intens/SoI) antara Pemerintah Kabupaten Pekalongan dengan Dewan Air
Belanda yang ditandatangani oleh AIB van der Klugt Vice Chairman
HHSK/DWA Indonesia dan Rotterdam university pada bulan April lalu," ujar
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi saat menerima kunjungan utusan tim
dari Belanda kamis,beberapa bulan yang lalu.
HHSK
merupakan lembaga yang mengelola air di Kota Rotterdam, Belanda,
sebagai referensi untuk diterapkan di Kabupaten Pekalongan.Serta
Rotterdam University yang lebih dahulu dikenal dalam pembelajaran
manajemen air.
Sebagai
tindak lanjut dari pertemuan MOu pada waktu lalu pada hari kemarin ada
17 orang utusan dari Rotterdam university. Rombongan diterima oleh
Bupati Pekalongan yang didampingi oleh Kepala Bappeda Litbang, DPU Taru,
serta Perkim LAH di Pendopo rumah dinas Bupati Pekalongan Kajen baru
baru ini.
Menurut Bupati Pekalongan Asip Kholbihi
menyampaikan bahwa kehadiran mereka akan memberikan masukan analisa
akademik terhadap penanganan banjir rob dan pembangunan Polder / Dam
di Desa Mulyorejo Kecamatan Tirto dan akan melakukan supervisi dan
monitoring selama 3 bulan sejak bulan Oktober 2017.
Nantinya
masukan tentang mencari pola drainase yg eksisting, karena saat masih
merupakan drainase yg belum hebid terhadap folder yang kita buat
Tim
dari Belanda ini juga akan mengukur elevasi ketinggian air, sampai
sejauh mana elevasi ketinggian air yang akan dipompa dan untuk
menghitung kekuatan storet pada saat hujan datang.
Kegiatan
ini nantinya akan dipandu oleh Prof. Imam dari Unnisula dan hasil
dari studi akan jadikan landasan kebijakan untuk penyempurnaan
pembangunan folder yang ada di desa Mulyorejo Kecamatan Tirto." Hasil
dari penelitian beberapa waktu lalu sudah kita terapkan sebagian "
tandasnya.
Pada kesempatan ini Bupati Pekalongan
mempersilahkan kepada tim dari Belanda untuk mengunjungi obyek wisata
yang diantaranya obyek wisata Watu Ireng. Obyek
wisata yang menyajikan hamparan gundukan batu raksasa besar dengan
luas hingga 4 hektar m persegi. Dengan kunjungan ini nantinya diharapkan
akan dilakukan penelitian terkait dengan
material yang ada dan tentang tekstur batu tersebut.
" Yang tujuannya untuk memperkaya khasanah kita dan sebagai satu edukaasi generasi muda" terang Asip Kholbihi.
Tags:
Warta Kajen