KAJEN – Keseriusan Pemkab Pekalongan
dalam mempromosikan keberadaan potensi wisata baru situs Watubahan di Desa
Lemah Abang Kecamatan Doro semakin intensif dilakukan. Watubahan atau dikenal nama ilmiah Columnar Joint
adalah batu tegak berbentuk segi enam terbentuk dari aktifitas vulkanis pada 20
juta tahun lalu.
Obyek Wisata Watu Bahan ini
berpotensi menjadi destinasi tingkat nasional dan internasional. “Saya kira
nanti Watubahan akan lebih eksotik karena belum banyak tersentuh. Mungkin
memiliki keunggulan komparatif. Untuk itu, tentu harus kita tangani secara hati-hati
guna memperoleh nilai edukasinya,” ungkap Bupati Pekalongan Asip Kholbihi
beberapa waktu lalu saat siaran live di TV Nasional dengan tema Kabupaten
Pekalongan Menuju Investasi beberapa waktu lalu.
Selanjut Asip menyampaikan bahwa Pekalongan juga mempunyai
hutan alam yang terbesar di pulau jawa yaitu seluas 15 ribu hektar yang
merupakan salah satu paru-paru pulau jawa yang akan terus dijaga sehingga anak
cucu kita akan bisa menikmati eksotisme alam yang masih perawan ini. “Hutan Petungkriyono
ini masih sangat hijau dan banyak air terjunnya. Ada gunung, sungai, dan juga
menyimpan satwa yang dilindungi seperti Owa dan Harimau Jawa,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Asip, Pemkab
Pekalongan mempunyai kepentingan agar hutan ini tetap terjaga. “Dulu
Petungkriyono adalah salah satu kecamatan yang terbelakang dari 19 kecamatan yang
ada di kab. Pekalongan ini. Alhamdulillah sekarang sudah menjadi area yang
menarik untuk para wisatawan. Bahkan geliat ekonomi yang lain juga mulai nampak,”
tambah Asip.
Disamping Petungkriyono,
baru-baru ini Pemkab. Pekalongan bekerjasama dengan Badan Arkeologi Nasional
juga mengeksplor destinasi wisata edukasi yang disebut dengan Karang Tedak yang
terletak di daerah Rogojembangan. Sebuah destinasi wisata untuk mengenal asal
usul dan peradaban nusantara sejak berabad-abad tahun yang lalu.
Selain potensi wisata, Kab. Pekalongan
juga terkenal akan batiknya. Bahkan beberapa waktu lalu Batik Pekalongan tampil
dalam New York Fashion Week di Amerika. “Ada peluang bagus untuk pasar batik di
negara Eropa. Mereka kenal Pekalongan dengan batiknya. Bahkan artis terkenal
Julia Robert juga mengatakan bahwa batik Pekalongan adalah batik terindah,”
ujarnya.
Menurut Asip, para investor atau
siapapun yang datang ke Pekalongan akan tergambar bahwa mereka ini memasuki
wilayah yang kaya akan potensi batiknya disamping potensi lain seperti kain
sarung dan jins. “Banyak industri tekstil di Pekalongan yang telah berdiri
sejak puluhan tahun yang lalu. Pekalongan ini textilable,” kata Bupati.
Tak hanya potensi wisata dan
batik, Pekalongan juga kaya akan potensi buah durian yang setiap musim panen
bisa mencapai ratusan ribu buah durian. “Setiap tahun kami ada Festival Durian.
Banyak yang datang khusus ke Pekalongan untuk belanja batik dan sekedar menikmati
durian Pekalongan yang memiliki rasa dan
aroma yang sangat khas ini,” kata Asip.
Dijelaskan Asip, Pemkab.
Pekalongan berkomitmen akan memberikan deregulasi yang seluas luasnya untuk
para investor. Tapi dirinya mengatakan untuk investasi dari segi pariwisata ini
Pemkab. harus hati hati karena konsep besar dari Kab. Pekalongan adalah agar wisata
ini mengangkat potensi lokal dengan melakukan proses pemberdayaan ditengah
masyarakat supaya mereka menjadi tuan dinegeri sendiri dan bisa mengelola
potensi wisata secara mandiri. “Inilah tugas Pemkab untuk melakukan
pendampingan, mempromosikan dan bekerjasama dengan berbagai pihak. Hal ini kami
lakukan terus agar potensi yang diberikan Allah Swt ini bisa mendatangkan
kemakmuran untuk sebaik-baiknya kepentingan masyarakat,” tambahnya.
Tags:
Warta Kajen