Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan NasionalPenanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, longsor ini dikarenakan hujan deras yang terjadi sejak Senin sore hingga Selasa dini hari.
"Akibat peristiwa ini, enam orang meninggal dunia, tiga masih dalam pencarian karena tertimbun tanah longsor dan tujuh orang selamat," ujar Sutopo dalam pesan tertulisnya pada VIVAnews.
Dia menjelaskan, enam korban meninggal yang telah diidentifikasi adalah Dedeh (38), Risma (13), Wahyu (17), Mardi (37), Hajah Sopiah (60), dan Riski (4). Saat ini, korban sudah dimandikan dan berada di rumah kerabatnya di Desa Mekarwangi.
Sutopo mengatakan, total penduduk yang berada di lima rumah itu yakni 17 orang. Saat ini, Tim SAR gabungan dari BPBD Kabupaten Bogor, TNI, Polri, Tagana, Basarnas, PMI, relawan dan masyarakat masih melakukan pencarian korban dengan peralatan manual.
"Dua alat berat akan segera didatangkan untuk membantu pencarian korban," tambah Sutopo.
Sebelumnya, rumah masyarakat dibangun di daerah rawan longsor dengan kemiringan lereng 40-50 derajat. Sutopo mengimbau bagi warga yang tinggal di daerah-daerah rawan longsor untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan.
BMKG memprediksikan, potensi hujan berintesitas tinggi masih berpeluang terjadi di beberapa wilayah Indonesia sehingga dapat menimbulkan banjir lokal, longsor, dan puting beliung.
Hujan dengan intensitas tinggi di beberapa wilayah yang terjadi pada awal musim kemarau ini menurut beberapa ahli merupakan salah satu indikasi awal dari hadirnya pengaruh El Nino, yang kemudian musim kemarau akan lebih panjang dan kering.
(sumber:viva.co.id)
Tags:
Nasional