
Dalam
acara yang dihadiri pula oleh Ketua DRRD Hj. Hindun dan para FKPD, Sekretaris
Daerah dan para Kepala SKPD di lingkungan Setda Kabupaten Pekalongan tersebut Bupati
Antono mohon doa restu pada para veteran untuk dapat menyelesaikan tugas dan
tanggungjawabnya sebagai Bupati Pekalongan yang menurut undang-undang akan
berakhir 2016 nanti.
Sementara
itu, pada upacara peringatan Hari Pahlawan ke 70 Tingkat Kabupaten Pekalongan
Tahun 2015 yang digelar di Alun-alun Kajen, empat belas pelajar perwakilan dari
siswa siswi SMA di Kabupaten Pekalongan dengan berpakaian adat nampak gagah dan
bersemangat mengikuti upacara. Mereka adalah petugas pembaca pesan-pesan
perjuangan atau kata-kata mutiara dari 14 pahlawan nasional bangsa Indonesia.
Salah
satu pesan dari beberapa pesan pahlawan nasional yang dibacakan dalam Upacara
tersebut adalah pesan Moh. Hatta. “Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung
dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia
hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan
bangsa lain respek tehadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya
sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi”.
Kalimat
diatas seharusnya kita maknai bukan hanya sekedar ungkapan saja, tetapi harus
dijadikan sebagai kekuatan moral yang dapat diterapkan di semua aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara untuk Indonesia pada masa kini dan mendatang.
Di
bagian lain Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa dalam
sambutannya yang dibacakan Bupati Pekalongan menyampaikan bahwa Peringatan Hari
Pahlawan tahun ini mengambil tema besar SEMANGAT
KEPAHLAWANAN ADALAH JIWA RAGAKU. “Tema tersebut dimaksudkan untuk menginternalisasi
jiwa semua anak bangsa agar nilai kepahlawanan terpatri dan merasuk ke dalam
sanubari yang paling dalam untuk meneladani sifat-sifat kepahlawanan yaitu rela
berkorban, tanpa pamrih, bekerja keras, jujur, berani demi kebenaran serta
patriotik,” jelas Khofifah.
Ditambahkan
Mensos saat ini bangsa Indonesia masih menghadapi tantangan persatuan, keutuhan
dan produktifitas bangsa. Mulai dari terjadinya konflik intoleransi antar umat
beragama, berkembangnya paham radikalisme, tawuran pelajar, maraknya
penyalahgunaan narkoba, kekerasan terhadap anak dan perempuan dan lain
sebagainya. “Keadaan ini jauh dari apa yang dicita-citakan dan diperjuangkan
oleh para pendiri bangsa yang telah mewariskan Negara Kesatuan Republik
Indonesia kepada kita semua,” ungkap Mensos.
Tags:
Warta Kajen