Kasus Kekerasan Pada Anak Dan Perempuan Meningkat

KAJEN - Kasus kekerasan pada anak dan perempuan dikabupaten pekalongan semakin meningkat,itu terlihat dari Pengaduan dan laporan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pekalongan melonjak dalam lima bulan di tahun 2016 ini. Berdasarkan
data di Unit PPA, tercatat ada 16 kasus kekerasan anak dan perempuan yang ditangani. Sebagian besar berupa kasus dugaan pencabulan dan persetubuhan. Namun, kasus itu seperti fenomena gunung es. Apa yang terjadi lebih banyak dibandingkan yang terungkap.

Kasat Reskrim Polres Pekalongan, AKP Berry ST, Rabu (18/5),menerangkan, hingga memasuki bulan kelima dalam tahun 2016 ini, sudah ada 16 kasus pengaduan dan pelaporan dugaan kekerasan terhadap anak dan perempuan. Disebutkan, pada bulan Januari ada 3 kasus, Februari (2 kasus), Maret (2 kasus), April (3 kasus), dan pada pertengahan bulan Mei ini sudah ada 6 kasus.

 "Selama tahun 2015 kasus yang masuk kurang dari 10 kasus. Yang sampai penyidikan kalau tidak salah hanya tiga kasus. Pada tahun 2016 ini, baru memasuki bulan kelima saja sudah ada 16 kasus. Ini hanya kasus yang masuk di Unit PPA, belum kasus-kasus yang ditangani di masing-masing Polsek," terang Berry.

Berry mengatakan, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat sejak dulu diperkirakan sudah banyak. Namun, korban atau keluarga korban enggan mengadukan atau melaporkannya ke Kepolisian. Keengganan itu dimungkinan korban atau
keluarga korban tidak berani atau malu, karena kasus itu dianggap aib keluarga.

Berry menghimbau orang tua untuk berperan aktif dalam mengawasi pergaulan atau perkembangan anak-anaknya. Sebab, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan, terutama kasus pencabulan dan
persetubuhan, kerap terjadi pada saat usia korban memasuki masa puber. Selain itu, perkembangan tekhnologi, seperti handphone, juga mempengaruhi perkembangan seorang anak.

 "Waspadai juga pengaruh handphone yang semakin canggih," imbuhnya.
Lebih baru Lebih lama