WASPADAI PETUGAS SENSUS PALSU

 KAJEN - Ada informasi yang beredar di media sosial tentang penyalahgunaaan Petugas Sensus Ekonomi dengan memamaki atribut petugas BPS yang melakukan tindak kriminal kepada narasumber. Mereka berkedok memakai seragam petugas sensus sebagai modus untuk kemudian melakukan perampokan kepada warga yang mintai data. “Bagaimana pihak BPS menyikapi permasalahan ini, agar masyarakat tenang tidak memiliki fikiran negatif terhadap petugas yang akan melaksananan sensus,” tanya Bupati Pekalongan Drs, Amat Antono kepada Tim Sensus Ekonomi Tahun 2016 .
 
Hal tersebut terungkap saat  kegiatan Sensus Ekonomi keluarga Drs. Amat Antono, MSi yang didampingi Arini Harimurti di rumah dinas Bupati Pekalongan baru baru ini (10/5). Rombongan dipimpin oleh Kepala BPS Kabupaten Pekalongan Unang Syaifudin Rofi’I,S.Sos, Budi Suswantoro Camat, Daryanto Lurah Kajen dan para petugas Sensus Ekonomi Tahun 2016.
 
Menanggapi permasalahan tersebut Kepala BPS Kabupaten Pekalongan Unang Syaifudin Rofi’I,S.Sos menjelaskan bahwa pihaknya selalu dilengkapi indentitas resmi baik tanda pengenal, atribut serta surat tugas yang jelas. Dari hal itu masyarakat bisa mengidentifikasi apakah hal tersebut oknum atau petugas resmi. “Para petugas Sensus data ini juga didampingi oleh petugas petunjuk jalan dari RT atau petugas yang ditunjuk oleh pihak yang berwenang sehingga menambah kelegalan petugas dalam menjalankan tugas, ” terangnya.
 
Sementara itu pada kesempatan diskusi Bupati berharap BPS hendaknya dapat menyajikan data dasar yang riil lebih cepat waktu, karena saat ini data merupakan hal penting untuk mengambil kebijakan. 
 
Sebagai contoh tentang data perkembangan ekonomi, jika menurut Bagawan Ekonomi Indonesia Sumitro bahwa data ekonomi yang ideal dilakukan setiap 6 bulan sekali. Jika diatas itu, data tersebut sudah kadaluwarsa. Sensus Ekonomi yang dilakukan saat ini setiap 10 tahun sekali. Contoh lain, penggunakan data  penerima bantuan Raskin yang memakai data tahun 2011. Padahal dinamika dilapangan selama 3 tahun tersebut banyak terjadi. Hal ini tentunya dilapangan dapat menimbulkan permasalahan. “Jika begini terus BPS dapat ditinggal sebagai acuan data untuk mengambil kebijakan,” tandanya.
 
Sementara itu Kepala BPS Kabupaten Pekalongan Unang Syaifudin Rofi’I,S.Sos, mengatakan, setiap keputusan harus diambil berdasarkan informasi yang valid dan akurat. Sensus Ekonomi dilaksanakan untuk mendapatkan informasi potret utuh perekonomian bangsa, sebagai landasan penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan nasional maupun regional.
 
“Pendataan seluruh sektor usaha secara menyeluruh (selain sektor pertanian) akan mampu menghasilkan gambaran lengkap tentang level dan struktur ekonomi non-pertanian, berikut informasi dasar dan karakteristiknya. Selain itu juga akan diketahui daya saing bisnis di Indonesia, serta penyediaan kebutuhan informasi usaha,” terangnya.
Lebih baru Lebih lama