KAJEN – Semarak Muharam dapat di wujudkan
dalam berbagai hal yang positif seperti pengajian akbar yang di laksanakan di
Lapangan Batalyon Infantri 407 Wonopringgo Kec. Wonopringgo Kab. Pekalongan
dengan tema “Silaturahmi budaya dan pengajian umum dalam rangka Semarak Muharam
1438 H dan Hari Santri Tahun 2016” pada hari Jumat (28/10).
Kegiatan
pengajian akbar tersebut dimulai pada pukul 19.30 WIB dan di hadiri ribuan
pengunjung dari berbagai wilayah di Kabupaten Pekalongan serta diisi oleh
pembicara DR. Zastrow Al Ngatawi, Ki Ageng Ganjur serta bintang tamu Mel Sandi
dan Candra Malik. Hadir pula Bupati Pekalongan H. Asip Kholbihi, SH. M.Si,
Ketua PCNU KH. Muslikh Khudori beserta pengurus dan Muspika Kec. Wonopringgo.
Bupati dalam
sambutan menyambut baik kegiatan yang digelar pada malam hari itu. Katanya, kegiatan yang dilaksanakan oleh Ki Zastrow
sudah menjelajah kemana-mana dalam rangka merekatkan kembali tali silaturahmi,
dalam rangka merangkai kembali ukhuwah Nahdliyyah diantara kita dan dalam
rangka mempertahankan NKRI.
“Karena NKRI
adalah amanat dari para ulama, para kyai dan para pendiri negeri ini agar kita
pertahankan di tengah situasi pergaulan global, di tengah-tengah erosi
kebangsaan, dan di tengah maraknya paham keberagamaan yang kadang-kadang
mengancam eksistensi NKRI,” ungkap Bupati.
Melalui acara
inilah kita merefresh kembali, ayo kita kembalikan semangat juang kita di era
pembangunan ini. Bupati mengajak kepada seluruh anak-anak Kabupaten Pekalongan,
para generasi muda untuk membangun Kabupaten Pekalongan supaya lebih baik. Karena,
terang Bupati, misi kita adalah mewujudkan masyarakat Kabupaten Pekalongan yang
bahagia lahir batin, memiliki ciri religiusitas serta menjunjung tinggi
nilai-nilai lokal. “Karena kota kita adalah Kota Santri, maka saya berharap
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan, dakwah Islamiyah, kita
adakan terus-menerus guna membuka wawasan kita,” terangnya.
“Saya akan
kembangkan beberapa program antara lain mengembalikan kembali melalui maklumat (Peraturan
Daerah) Bupati Pekalongan, bertepatan dengan Hari Santri bahwa setiap waktu maghrib
sampai isya kita semua harus belajar. Kita gunakan waktu tersebut untuk
mengaji, untuk belajar sambil nguri-nguri apa yang dahulu sudah dilakukan oleh
para pendahulu, para leluhur kita, nenek moyang dan para orang-orang tua kita,”
ujar Bupati.
Dijelaskan
Bupati, pada tahun 60-an, 70-an sampai penghujung 80-an setiap rumah di
kampung-kampung setiap waktu setelah sholat maghrib suara yang terdengar adalah
suara orang mengaji. Tetapi awal tahun 90-an tradisi ini pelan-pelan hilang dan
setiap rumah suara yang terdengar adalah suara televisi. Oleh karena itu, mulai
Hari Santri dan Hari Sumpah Pemuda kita akan bangun kembali semangat untuk
mempertahankan nilai-nilai/ tradisi-tradisi lama yang baik sambil terus menerus
kita melakukan inovasi dan akselerasi guna membangun masyarakat seutuhnya
dengan hal-hal yang lebih baik. Dengan harapan apa yang menjadi cita-cita kita
bersama yaitu Kabupaten Pekalongan yang semakin maju, masyarakatnya semakin
sejahtera akan terwujud.
Dalam kesempatan
malam hari itu, Bupati juga mempromosikan Petungkriyono yang merupakan salah
satu destinasi ekowisata Internasional di Kabupaten Pekalongan yang kita sebut
Petungkriyono Culutral Techno Forestry Park.
Petungkriyono,
kata Bupati, adalah taman hutan pertama yang ada di Indonesia. Karena apa? Karena
data dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia ternyata satu-satunya hutan
rimba yang tersisa di pulau Jawa adalah hanya ada di Kabupaten Pekalongan yaitu
di wilayah Kecamatan Petungkriyono.
“Saya mengajak
seluruh masyarakat untuk bisa datang ke Petungkriyono untuk menikmati sekaligus
mensyukuri nikmat Allah SWT karena alamnya yang elok, hutannya yang mempersona,
masyarakatnya dari hari ke hari semakin agamis. Insya Allah Pemerintah
Kabupaten Pekalongan akan konsisten membangun peradaban di Kabupaten Pekalongan
khususnya di Kecamatan Petungkriyono dengan pendekatan kebudayaan,” ungkap
Bupati.
Tags:
Warta Kajen
