KAJEN - Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Hj.Hindun mendapatkan kehormatan untuk mengisi kuliah umum dalam acara seminar Quo Vadis perempuan di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Tangerang,Selasa (31/10) kemarin.
Hj.Hindun mengatakan bahwa diera sekarang perempuan memiliki kesetaraan dengan laki-laki.
"Dimasa kini kita harus sejajar dengan kaum laki-laki."
Ketua DPRD juga menceritakan mengenai perempuan-perempuan dikabupaten pekalongan dan menceritakan kegiatannya sehari-hari.
"Di DPRD kabupaten pekalongan saja ada 10 perempuan yang duduk di kursi legislatif,itu artinya undang-undang sudah mewujudkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki."
Sementara itu dalam sesi tanya jawab,Hj.Hindun mendapatkan pertanyaan dari seorang mahasiswa peserta seminar Nia Nadia mengenai penurunan prosentasi perempuan dalam politik dan apa yang menjadi tolak ukur.
"Politik memang masih menjadi dunianya laki-laki,Masyarakat masih melihat antara perempuan dan laki-laki,namun harusnya kalau sudah terjun tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan," jawabnya.
Dalam menjawab pertanyaan dari peserta yang lain mengenai politik,Hj.Hindun mengungkapkan bahwa Politik itu seni, dan perempuan bisa melakukannya,ada saatnya kita bersuara dan ada saatnya diam,dan harus pandai melobi.
Selain Hj.Hindun,kegiatan yang digagas oleh Himpunan Mahasiswa Sosiologi tersebut juga
diisi oleh Komisioner Komnas Perempuan Prof.Nina Nurmila,Phd,serta Kriminolog UI,Dr.Vini Susanti M.Si.
Hj.Hindun mengatakan bahwa diera sekarang perempuan memiliki kesetaraan dengan laki-laki.
"Dimasa kini kita harus sejajar dengan kaum laki-laki."
Ketua DPRD juga menceritakan mengenai perempuan-perempuan dikabupaten pekalongan dan menceritakan kegiatannya sehari-hari.
"Di DPRD kabupaten pekalongan saja ada 10 perempuan yang duduk di kursi legislatif,itu artinya undang-undang sudah mewujudkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki."
Sementara itu dalam sesi tanya jawab,Hj.Hindun mendapatkan pertanyaan dari seorang mahasiswa peserta seminar Nia Nadia mengenai penurunan prosentasi perempuan dalam politik dan apa yang menjadi tolak ukur.
"Politik memang masih menjadi dunianya laki-laki,Masyarakat masih melihat antara perempuan dan laki-laki,namun harusnya kalau sudah terjun tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan," jawabnya.
Dalam menjawab pertanyaan dari peserta yang lain mengenai politik,Hj.Hindun mengungkapkan bahwa Politik itu seni, dan perempuan bisa melakukannya,ada saatnya kita bersuara dan ada saatnya diam,dan harus pandai melobi.
Selain Hj.Hindun,kegiatan yang digagas oleh Himpunan Mahasiswa Sosiologi tersebut juga
diisi oleh Komisioner Komnas Perempuan Prof.Nina Nurmila,Phd,serta Kriminolog UI,Dr.Vini Susanti M.Si.
Tags:
Warta Kajen