KAJEN - Bupati
Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH., M.Si atas nama Pemerintah
Kabupaten Pekalongan dan Mr. Geung Jong Yoo bertindak atas nama Kantor Pusat
4-H Provinsi Chungnam Republik Korea, melakukan penandatanganan Letter of
Intent (Pernyataan Kehendak) kerjasama saling menguntungkan di bidang Pengembangan
Teknologi Pertanian untuk meningkatkan
produktivitas sektor pertanian dan juga untuk menjaga kelestarian Petungkriyono
Cultural-Techno Forestry Park di Kabupaten Pekalongan.Penandatanganan tersebut dilakukan di Aula Lantai II Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pekalongan,Senin (18/12).
Kerjasama tersebut meliputi peningkatan
kapasitas teknis dalam bidang teknologi pertanian, peningkatan "capacity
building" di sektor pertanian, pertukaran informasi dan regulasi dalam
bidang teknologi pertanian, dan kolaborasi para pihak dengan lembaga akademis
dan penelitian.
Pernyataan Kehendak (LoI)
tersebut akan ditindaklanjuti dengan kesepakatan lebih rinci yang akan
dituangkan dalam bentuk Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama.
Bupati Asip Kholbihi dalam
sambutan mengungkapkan bahwa tujuan Tim 4-H dari Korea datang ke Kajen adalah
untuk memotivasi para pemuda untuk menjadi petani dengan pendekatan modern
dalam tata kelolanya dan tidak merusak alam. Menurut Bupati, hal itu sesuai
dengan Nawa Cita Presiden Jokowi, disamping sesuai dengan road map pembangunan
kemandirian pangan di Indonesia.
“Karena selama ini secara
kuantitatif jumlah petani itu bukan semakin bertambah tetapi sebaliknya semakin
menurun. Sesuai sensus BPS, anak-anak muda di Indonesia yang berkeinginan untuk
menjadi petani itu hanya 10 persen dari jumlah penduduk di Indonesia,” kata
Bupati.
Lebih lanjut, Bupati
mengilustrasikan mengenai prototype petani di Korea Selatan. Digambarkan
Bupati, di Korea prototype petani penampilannya seperti Tim 4-H itu yaitu
memakai jas dan berdasi. Disamping itu, petani di Korea itu kaya karena
berpenghasilan tiap harinya mahal yakni untuk petani wanita berpenghasilan sekitar
Rp 600ribu hingga Rp 700ribu, sedangkan untuk petani laki-laki bergaji sekitar
Rp 1,3 juta per harinya.
“Sehingga kedatangan mereka di Kabupaten Pekalongan
ini untuk memotivasi para pemuda di sini untuk menjadi pioneer di wilayahnya
masing-masing,” terang Bupati.
Untuk itu, kata Bupati, nanti kita
akan pilih beberapa pemuda yang berkeinginan serius untuk menjadi petani.
Mereka akan kita training bekerjasama dengan Korea Selatan. Sehingga diharapkan
para pemuda itu kembali ke Indonesia menjadi motivator dan tempat bertanya
tentang pertanian modern.
“Kami dari Pemerintah Kabupaten
Pekalongan akan mensupport apa yang harus dilakukan sehingga Kabupaten
Pekalongan ini bisa menjadi best practice bagi tumbuhnya petani muda. Ini
merupakan obsesi kami,” imbuhnya.
Bupati berharap, mudahan-mudahan
dari penandatanganan LoI ini akan menjadi titik awal program untuk
meningkatkan kapasitas intelektual para petani muda.
Tags:
Warta Kajen