Bupati Pekalongan,Asip Kholbihi yang kemarin berkesempatan mengunjungi MI Salafiyah Tanjung mengungkapkan rasa bangganya dan berjanji akan memberikan reward.
"Kami akan berikan reward khusus berupa bangunan perpustakaan representatif untuk meningkatkan prestasi."
Bupati mengatakan bahwa tidak mudah untuk mendapatkan penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional tersebut.
karena harus bersaing dengan sekolah-sekolah favorit di tanah air.
Pihaknya meminta agar dinas terkait yakni Perim LH Kabupaten Pekalongan, untuk melakukan pendampingan lebih lanjut, terkait masalah perawatan lingkungan, taman, dan sebagai, termasuk pola-pola penataan.
Sementara itu Kepala Sekolah MI Salafiyah Tanjung Tirto, Anita Amaliatun Nafiah, mengaku sejak tahun 2014 diangkat menjadi kepala sekola, dia dikenalkan masalah sekolah adiwiyata oleh kepala sekolah sebelumnya. Sehingga, tahun 2015 mengajukan ke tingkat kabupaten dan mendapatkan penghargaan.
"Alhamdulillah, kita berani bertekad menjadikan MI Salafiyah Tanjung sebagai Sekolah Adiwiyata, alhamdulillah berhasil,sebelumnya, setelah menerima penghargaan tingkat kabupaten tahun 2015, tahun 2016 mengajukan ke tingkat provinsi dan mendapat penghargaan langsung dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Setelah itu, Agustus tahun 2017, mengajukan ke tingkat nasional."
Dijelaskan, sekolah adiwiyata merupakan sekolah yang memberikan kebiasaan atau menanamkan kebiasaan kepada anak-anak untuk mengenal alam dan merawatnya. Kemudian berperilaku peduli terhadap alam, seperti menjaga tanaman, lingkungan, sampai tidak membuang sampah sembarangan.
"Ini adalah mengenai kebiasaan,kemudian kita kirimkan administrasi,dan semua kegiatan dan kebiasaan sekolah dan anak dikirim kesana kemudian diferivikasi ke sekolah untuk mencocokan data yang kami kirim dengan data disini."
Kami berharap bisa menjadi contoh untuk sekolah yang lain apalagi setelah menerima penghargaan tersebut MI Salafiyah Tanjung memiliki tugas membimbing sekolah lainnya.
Tags:
Warta Kajen