KAJEN – Untuk yang pertama kalinya dan sebagai salah satu cara untuk menjaga
tradisi dan potensi gula aren yang sudah menjadi salah satu mata pencaharian
sebagian masyarakat Petungkriyono, Pemkab Pekalongan menggelar acara Festival Gula Aren (FGA) Petungkriyono,Minggu (17/12).
Acara yang dibuka secara langsung oleh Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH., M.Si di halaman
kantor Kecamatan Petungkriyono mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai tersebut, diisi dengan Pameran Gula Aren Raksasa, Festival
Seni, Gunungan hasil Bumi, Bazar Kuliner khas Petung, Karnaval Budaya. Dan yang
tidak kalah penting ada Bertaburan Hadiah yang disediakan oleh Panitia.
Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, Hj. Sumarwati, M.Pd dalam laporannya
menyebutkan bahwa Festival Gula Aren Petungkriyono merupakan bagian dari
pengembangan potensi Alam Petungkriyono. Selain terkenal dengan wisata alamnya
Petungkriyono punya kuliner yang khas dan menjadi salah satu central gula aren
organik di Kabupaten Pekalongan.
“Kegiatan festival gula
aren ini adalah bentuk nyata dari ungkapan rasa syukur masyarakat Petungkriyono
atas kesuburan dan kekayaan alam Petungkriyono yang dikemas dalam bentuk
festival seni dan budaya warisan leluhur,” kata Sumarwati.
Dipilihnya gula aren sebagai nama kegiatan festival didasari pohon
aren yang telah dikenal sejak jaman wali sebagai “pohon dari surga”. Bahkan
sebagian warga Petungkriyono menyebutnya sebagai “pohon emas” karena jaman
dahulu kala ada ulama penyebar agama Islam yang menunjukkan bahwa pohon aren
adalah pohon emas.
“Hal ini sebenarnya hanyalah sebuah kata kiasan untuk
menggambarkan betapa pohon aren ini memiliki begitu banyak manfaat bagi warga
Petungkriyono,Buah aren dapat
dimanfaatkan untuk membuat kolang-kaling, daunnya dijadikan sebagai atap rumah,
pelepahnya yang masih muda dapat dimanfaatkan sebagai sayur umbut yang lezat,
ijuknya dipakai untuk sapu, tali dan juga atap rumah. Lidinya dapat
dimanfaatkan untuk sapu, dan manggarnya diproses untuk diambil air niranya
sampai akhirnya menjadi gula aren dan gula semut,” imbuh Sumarwati.
Sementara itu, Bupati dalam sambutannya mengapresiasi
diselenggarakannya kegiatan Festival Gula Aren. Menurutnya kegiatan tersebut
adalah wujud nyata warga Petungkriyono dalam rangka nguri-nguri apa yang sudah
dilakukan oleh para leluhur yakni membuat gula aren.
“Manfaat buah aren
sangatlah banyak. Untuk itu saya harapkan semoga kita semua hidupnya bisa
bermanfaat seperti gula aren,” terang Bupati.
Bupati serius dalam rangka mengembangkan potensi
wisata yang ada di Petungkriyono. Bupati berjanji, akan membangun
cottage-cottage atau rumah-rumah pohon atau vila di wisata Petungkriyono
seperti di Curug Lawe dan yang lain guna menarik minat para wisatawan menginap
di Petungkriyono.
“Sebentar lagi jalan Petungkriyono seluruhnya halus, mungkin
mulai tahun depan akan kita bangun penginapan-penginapan atau vila yang bagus
untuk para tamu baik dari dalam maupun luar negeri. Tapi saya minta tempatnya
nanti untuk yang baik-baik saja,” tegas Bupati.
Dan pada kesempatan itu, secara spontan Bupati
memberikan beasiswa kepada orang tua yang kurang mampu yang memiliki anak masih
kuliah di perguruan tinggi sebanyak 2 orang, 5 anak SMA. Bupati juga akan
mengirimkan 2 anak asli Petungkriyono ke Korea untuk belajar teknologi
pertanian.
Tags:
Warta Kajen
