KAJEN - Kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan kian meluas di
Kabupaten Pekalongan. Namun, tidak semua desa yang sumur-sumurnya
mengering melaporkan ke dinas terkait. Pasalnya, warga lebih
mengandalkan menggunakan air sungai, irigasi, dan membeli air mineral
isi ulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Kekeringan saat ini tidak hanya terjadi di wilayah bawah. Beberapa
desa di wilayah pegunungan pun mulai mengalami kekeringan akibat sumur
mengering dan mata air yang diandalkan sebagai sumber air bersih
debitnya kian menyusut. Bahkan, di beberapa desa di wilayah atas,
akibat kekeringan warga kerap 'mencuri' air dari selang-selang air
yang menyalurkan air bersih dari mata air ke wilayah pemukiman warga,
sehingga rawan menimbulkan konflik.
"Debit mata air sebagai sumber utama air bersih di wilayah atas sudah
banyak yang menyusut, sehingga air yang dialirkan melalui selang atau
pipa paralon ke bak-bak penampungan di kampung tidak mencukupi.
Akibatnya, tidak sedikit warga yang nakal dengan 'mencuri' air dengan
cara merusak selang atau paralon di tenggah jalan, agar bisa
mendapatkan air bersih," tutur Jati (34), warga Desa Luragung,
Kecamatan Kandangserang, Minggu (20/9).
Dikatakan, untuk menimbulkan efek jera bagi 'pencuri' air, warga desa
membuat kebijakan lokal. Mereka yang terbukti 'mencuri' air maka akan
disidang di tingkat desa dan dikenai denda hingga Rp 2 juta.
Diterangkan, akibat musim kemarau berkepanjangan, sumur-sumur warga
kini banyak yang mengering. Masyarakat di desanya pun kini
memanfaatkan Sungai Keruh untuk mencuci, mandi, dan buang hajat.
Sementara, untuk air bersih, warga mengandalkan beberapa sumur dalam
milik warga yang airnya masih ada atau bak-bak penampungan air dari
sumber mata air meskipun harus antre sebab debitnya tidak besar.
Seperti diberitakan, berdasarkan data di BPBD Kabupaten Pekalongan,
bencana kekeringan secara perlahan meluas ke sembilan desa. Sembilan
desa tersebut di antaranya, Desa Purworejo (Kecamatan Sragi), Desa
Klunjukan (Kecamatan Sragi), Desa Pantianom (Kecamatan Bojong), Desa
Kesesi (Kecamatan Kesesi),Desa Ujung Negoro (Kecamatan Kesesi), Desa Kayugeritan (Kecamatan
Karanganyar), Desa Pododadi (Kecamatan Karanganyar), Desa Legokkalong
(Kecamatan Karanganyar), dan Desa Rowocacing (Kecamatan Kedungwuni).
Kabupaten Pekalongan. Namun, tidak semua desa yang sumur-sumurnya
mengering melaporkan ke dinas terkait. Pasalnya, warga lebih
mengandalkan menggunakan air sungai, irigasi, dan membeli air mineral
isi ulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Kekeringan saat ini tidak hanya terjadi di wilayah bawah. Beberapa
desa di wilayah pegunungan pun mulai mengalami kekeringan akibat sumur
mengering dan mata air yang diandalkan sebagai sumber air bersih
debitnya kian menyusut. Bahkan, di beberapa desa di wilayah atas,
akibat kekeringan warga kerap 'mencuri' air dari selang-selang air
yang menyalurkan air bersih dari mata air ke wilayah pemukiman warga,
sehingga rawan menimbulkan konflik.
"Debit mata air sebagai sumber utama air bersih di wilayah atas sudah
banyak yang menyusut, sehingga air yang dialirkan melalui selang atau
pipa paralon ke bak-bak penampungan di kampung tidak mencukupi.
Akibatnya, tidak sedikit warga yang nakal dengan 'mencuri' air dengan
cara merusak selang atau paralon di tenggah jalan, agar bisa
mendapatkan air bersih," tutur Jati (34), warga Desa Luragung,
Kecamatan Kandangserang, Minggu (20/9).
Dikatakan, untuk menimbulkan efek jera bagi 'pencuri' air, warga desa
membuat kebijakan lokal. Mereka yang terbukti 'mencuri' air maka akan
disidang di tingkat desa dan dikenai denda hingga Rp 2 juta.
Diterangkan, akibat musim kemarau berkepanjangan, sumur-sumur warga
kini banyak yang mengering. Masyarakat di desanya pun kini
memanfaatkan Sungai Keruh untuk mencuci, mandi, dan buang hajat.
Sementara, untuk air bersih, warga mengandalkan beberapa sumur dalam
milik warga yang airnya masih ada atau bak-bak penampungan air dari
sumber mata air meskipun harus antre sebab debitnya tidak besar.
Seperti diberitakan, berdasarkan data di BPBD Kabupaten Pekalongan,
bencana kekeringan secara perlahan meluas ke sembilan desa. Sembilan
desa tersebut di antaranya, Desa Purworejo (Kecamatan Sragi), Desa
Klunjukan (Kecamatan Sragi), Desa Pantianom (Kecamatan Bojong), Desa
Kesesi (Kecamatan Kesesi),Desa Ujung Negoro (Kecamatan Kesesi), Desa Kayugeritan (Kecamatan
Karanganyar), Desa Pododadi (Kecamatan Karanganyar), Desa Legokkalong
(Kecamatan Karanganyar), dan Desa Rowocacing (Kecamatan Kedungwuni).
Tags:
Warta Kajen
