KAJEN - Musim kemarau panjang membuat ribuan
hektar sawah di Kota Santri terancam kekeringan. Pasalnya, debit air
di sebagian saluran irigasi mengalami penurunan. akibat kemarau panjang.
Ir Siswanto selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, saat melakukan penyuluhan ke para petani mengatakan, risiko
kekeringan di musim kemarau memang sudah diprediksi.
"Jangan sampai petani yang terlanjur
tanam, tapi akhirnya kekeringan akibat kemarau," ungkapnya.
Diungkapkan, meski kemarau cukup panjang, namun belum ada laporan kekeringan di
sektor pertanian. Namun, pihaknya tetap mencari sumber-sumber air yang dapat
dioptimalkan untuk pengairan sawah.
"Irigasi masih digerakkan dengan
pengairan. Kalau perlu kita juga punya pompa apabila memang dibutuhkan,Kebetulan sebagian besar lahan persawahan saat ini tidak terairi karena
masih masa tutup musim. Karena masa tanam sampai panen itukan periodenya April
sampai September, lalu mulai lagi Oktober sampai Maret," jelasnya.
Salah seorang petani Nuryati (45) warga Desa gejlik Kecamatan Kajen mengungkapkan bahwa Untuk mendapatkan aliran air, saluran harus digilir dengan areal persawahan lain sesuai jadwal hingga tiga hari sekali.
"Dampaknya ya pertumbuhan tanaman padi jadi tidak merata. Bahkan ada yang mati,"jelasnya.
Salah seorang petani Nuryati (45) warga Desa gejlik Kecamatan Kajen mengungkapkan bahwa Untuk mendapatkan aliran air, saluran harus digilir dengan areal persawahan lain sesuai jadwal hingga tiga hari sekali.
"Dampaknya ya pertumbuhan tanaman padi jadi tidak merata. Bahkan ada yang mati,"jelasnya.
Tags:
Warta Kajen