KAJEN – Demi meningkatkan mental spiritual Babinsa dan penangkalan radikalisme,Bupati Pekalongan KH. Asip
Kholbihi, SH., M.Si, bersama Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal (Mayjend) TNI
Tatang Sulaeman dan Maulana Habib Luthfi bin Ali bin
Hasyim bin Yahya, menghadiri Coffe Morning Pangdam IV/Diponegoro. Kegiatan dipusatkan di Gedung Pertemuan Umum Kajen, Kamis (14/9).
Dalam kesempatan tersebut, Bupati atas nama
Pemerintah Kabupaten Pekalongan mengucapkan terima kasih karena diberi
kehormatan oleh Panglima dan para alim-ulama serta para kyai untuk berikhtiar
bagaimana kita menyelesaikan persoalan bangsa satu per satu terutama kaitannya
dengan radikalisme.
Sedangkan Maulana Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin
Yahya, sebagai pemateri utama didaula untuk memberikan penguatan wawasan
kebangsaan dan pembekalan, pencegahan serta penanganan radikalisme bagi para
Babinsa Kodam IV/Diponegoro.
Bupati mengawali sambutannya
menyampaikan ucapan selamat datang kepada Pangdam IV/ Diponegoro beserta
rombongan di Ibu Kota Kabupaten Pekalongan yakni Kajen. Diutarakannya, Kajen
merupakan nama yang sakral yang diambil dari bahasa sansakerta maknanya tempat
keluarga raja. “Saya berdoa, suatu saat Panglima juga akan menjadi “raja”,”
katanya.
Lebih lanjut, Bupati mengatakan apabila kita
transformasikan ke dalam bahasa Jawa modern, Kajen berarti orang yang
terhormat. “Jadi alhamdulillah Panglima beserta seluruh hadirin adalah
orang-orang yang terhormat karena pengabdiannya kepada nusa dan bangsa,” imbuh
Bupati.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati atas nama
Pemerintah Kabupaten Pekalongan mengucapkan terima kasih karena diberi
kehormatan oleh Panglima dan para alim-ulama serta para kyai untuk berikhtiar
bagaimana kita menyelesaikan persoalan bangsa satu per satu terutama kaitannya
dengan radikalisme.
Sedangkan Pangdam IV/Diponegoro Mayjend TNI Tatang Sulaiman dalam
arahannya berharap, agar seluruh Bintara Pembina Desa (Babinsa) bisa meningkatkan kerjasama dengan
aparat terkait untuk mencegah radikalisme dan terorisme serta dapat menjalin
sinergitas dengan seluruh masyarakat untuk mencegah segala bentuk kegiatan
kelompok radikal di masyarakat.
“Babinsa sebagai ujung tombak satuan teritorial harus
dapat mengatasi setiap ancaman gangguan hambatan dan tantangan di wilayah
tugasnya,” katanya.
Tags:
Warta Kajen
