
Pagelaran ini merupakan kerjasama antara pekerja seni yang tergabung dalam Dewan
Kesenian Daerah (DKD) dengan Pemkab Pekalongan dengan menampilkan Lakon ALAS GAMBIRAN LABUHING KATRESNAN.
Pada kesempatan ini Bupati Pekalongan KH. Asip
Khobihi, SH.,M.Si berperan sebagai Prabu Mangkubumi, Wakil Bupati Pekalongan Ir.
Arini Harimurti sebagai ibu Suri Ratu Mas Dyah Banowati. Ketua DPRD Dra. Hj
Hindun sebagai Prawesmari Kulon (Ratu Mas Tinupak), Dandim 0710 Pekalongan Letkol Inf Heri Bambang
Wahyudi sebagai Demang Laksamana Hoja,
Kapolres Pekalongan AKBP Wawan Kurniawan, SH., S.IK., M.Si sebagai Kyai
Sentanu, Sekretaris Daerah Dra. Mukaromah Syakoer, MM., sebagai Prameswari
Wetan (Ratu Mas Batang), Kepala Bappeda dan Litbang Ir. Bambang Irianto sebaga
Ranggabaya, Kepala Dinas Kominfo Drs. Anis Rosidi, S.Sos., M.Si sebagai
Mandurorejo, dan Ketua TP PKK Kabupaten Pekalongan Dra. Hj. Munafah Asip
sebagai Nyi Cempaluk.
Di episode ini menceritakan perjalanan awal
Bahurekso hingga diutus Sultan Mataram untuk membuka alas gambiran dengan
tirakat topo kalong. Konon dari cerita ini kelak asal muasal nama Pekalongan
itu berawal. Di dalam cerita ketoprak ini juga diwarnai intrik antar tokoh, kisah
percintaan hingga tentang makna filosopi hidup.
Namun demikian pagelaran ini meskipun
berjalan serius namun berlangsung santai dengan
menyisipkan tentang kebijakan Pembangungan. Seperti halnya Bupati
Pekalongan Asip berperan sebagai Prabu Mangkubumi yang menasehati para ASN untuk
mampu menjadi khodimul ummah (pelayan masyarakat) dalam membangun Kabupaten
Pekalongan.
Ibu Wakil Bupati Pekalongan Ir. Arini
Harimurti ( Ibu Suri Ratu Mas Dyah
Banowati ) yang menasehati kepada Sultan Agung sebagai Pemimpin untuk selalu bijaksana
dalam mengambil keputusan. Dan Nyi Cempaluk yang diperankan Ibu Munafah Asip
yang menyampaikan tentang tugas bersama dalam mengurangi angka Kematian Ibu
Melahirkan dan Bayi baru lahir dengan ikut berperan aktif di organisasi wanita PKK.

Sementara itu Bupati Pekalongan Asip
Kholbihi pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
hingga ketoprak pejabat ini berlangsung sukses. Dari pemerannya, penggrawit
hingga penata rias. “ Di makeup kaya Mangkubumi saya tampil seakan lima
belas tahun lebih muda,” tandasnya dengan disambut gelak tawa penonton.
Bupati berharap pagelaran ketropak ini
sebagai usaha dalam rangka menguri – uri seni budaya dan ini belajar tentang
seni bagaimana kita berperan menjadi tokoh lain. “ Ke depan ketoprak pejabat
ini bisa tampil lebih bagus lagi untuk tampil di Sanggar Langen Budoyo di Taman
Mini Indonesia Indah dihadapan duta besar di Jakarta,” terangnya.
Semetara itu Joko Heru dari DKD kabupaten
Pekalongan sekaligus sutradara Ketoprak ini menyampaikan bahwa digelarnya
ketoprak ini diharapkan akan membuat para pejabat ini berapresiasi aktif dalam
seni budaya tradisi yang selama ini berangsur meredup.” Dengan ketoprak ni juga
sebagai media untuk komunikasi dan
membangun keakraban antar pejabat dan pelaku seni tradisi dan menjadi fajar
harapan baru masyarakat bersama pejabat dalam menguri – uri budaya tradisi
sebagai kekayaan intektualitas bangsa kita agar tidak punah,” terang Joko Heru.
Tags:
Warta Kajen