KAJEN – Penyebaran
virus HIV/Aids di Kabupaten Pekalongan kian meresahkan. Data akumulasi
penderita dari tahun 2005 hingga 2017 diperkirakan ada 250 kasus. Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi Penanggulangan Aids
Kabupaten Pekalongan Taryudi dalam acara Rapat Koordinasi Penanggulangan Aids
di Aula Lantai III Setda Kab. Pekalongan Selasa (19/12) lalu.
Melihat
banyaknya kasus yang sebagian besar penderitanya adalah para Ibu rumah tangga
ini, KPA Kab. Pekalongan memandang perlu untuk melakukan rakor dengan para Guru
Bimbingan dan Konseling (BK) dan semua anggota KPA serta P4GN (Pencegahan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) Kabupaten Pekalongan.
“Kami melibatkan guru BK karena para guru-guru ini yang menangani siswa yang
bermasalah dari hubungan sebaya antar anak-anak SMA hingga masalah lain diluar
sekolah,” ujar Taryudi.
Ditambahkan
Taryudi, penanganan kasus Aids ini perlu penanganan yang terkoordinasi dari
lintas sektor. “Penanggulangan Aids ini adalah tanggungjawab bersama antara
Pemerintah, Swasta, Tokoh Agama dan Masyarakat serta masyarakat umum,”
tambahnya. “Tujuan diadakannya rakor ini adalah agar terintegrasi semua
kegiatan yang dilakukan oleh KPA dengan P4GN dan Organisasi Perangkat Daerah yang
menjadi anggota KPA di masa-masa yang akan datang, serta tercapainya kelompok
kerja KPA di bidang masing-masing,” ujar Taryudi.
Sementara
itu Wakil Bupati Pekalongan Ir. Arini Harimurti dalam sambutannya menyampaikan bahwa
bicara masalah Aids berarti bicara masalah kesehatan yang mutlak harus dibangun
karena akan menentukan kesejahteraan masyarakat, sekaligus menjadi investasi
daerah, “Maju mundurnya suatu daerah ditentukan oleh kesehatan masyarakatnya,”
tambah Arini.
Terkait
dengan angka kasus HIV/Aids yang cukup tinggi di Kabupaten Pekalongan, Arini
mengatakan perlunya kewaspadaan dari semua komponen masyarakat karena angka 250
kasus tersebut riil atau masih ada angka yang belum ketahuan alias angka tersembunyi.
“Mari kita berkomitmen, kita didik anak-anak kita, kita bimbing mereka, dan
menjaga mereka agar terhindar dari HIV/Aids, serta peduli agar penyakit ini
bisa kita hindari,” ajak Arini.
Lebih
lanjut Arini yang juga Ketua Pelaksana KPA Kab. Pekalongan ini mengatakan salah
satu proses penularan terbesar HIV/Aids adalah melalui hubungan sex. “Bicara
HIV memang mungkin menakutkan karena sulit disembuhkan dan sampai saat ini belum
ada obatnya. Tapi menurut saya, HIV ini bisa dihindari dengan berperilaku seks
yang wajar sesuai norma. Kalau kita tidak “neko-neko”, maka Aids ini menjadi
barang yang sederhana. Tapi realita dilapangan tidak seperti itu. Dan karena
Aids ini sulit dihindari, maka satu satunya syarat adalah menghindari hubungan
sex diluar nikah!,” tegas Arini.
Ditambahkannya,
saat ini Aids sudah menjadi masalah global yang merupakan penyakit masyarakat
yang berdampak luas pada kehidupan kita, dimana terkait dengan pendidikan dan
nilai-nilai agama, penegakan hukum dan penyalahgunaan narkoba. “Penyalahgunaan
narkoba adalah salah satu pintu masuknya penyakit mematikan ini. Seperti ayam
dan telur, dua-duanya saling terkait,” jelasnya.
Tags:
Warta Kajen