Harga Cabe Jeblok

JEBLOK - Harga cabe ditingkat petani Kendal jeblok, berkisar Rp 5.000 per kilogramnya.  NUR KHOLID MS / RADAR PEKALONGAN
Petani di Kabupaten Kendal mengeluhkan jebloknya harga cabai beberapa pekan terakhir ini. Saat ini, harga cabe kisaran Rp 5.000 per kilogramnya di pasaran. Jika kondisi itu dibiarkan petani akan mengalami kerugian cukup besar. Harga cabe yang ceblok seperti pada cabe syetan, cabe kriting hingga cabe rawit.

Salah seorang petani asal Kecamatan Brangsong, Ishaq, membenarkan hal itu, Kata dia, jebloknya harga cabe bukan karena kualitas cabe jelek, melainkan adanya panen raya cabe. Melimpahnya cabe tentu akan mampu mempengaruhi harga cabe dipasaran murah. Akibatnya, para petanilah yang akan menanggung kerugian.

“Rp 5.000 per kilogramnya, Itu harga jual ditingkat petani. Jika terus begini kami merugi besar,” kata dia saat ditemui Radar di areal persawahanya di Desa Kertomulyo, Kecamatan Brangsong, Senin (19/5) pagi.

Hal senada diungkapkan petani lainya, Parman. Ia mengaku sedih dengan rendahnya harga cabe saat ini. Baginya, dengan harga Rp 5.000 per kilogram tentu terasa sangat “pahit” bagi dia dan petani lainya. Meski demikian, dia mengaku tak bisa berbuat banyak. Selain dijual, juga akan digunakan sebagai pembibitan untuk menanam cabe kembali.

“Harga cabe kini keterlaluan, seperti tak dihargai sama sekali. Ini beda dengan beberapa bulan sebelumnya, harga cabe masih tinggi, berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu, bahkan ada yang tembus Rp 40 ribu. Dan saat itu petani masih bisa menikmati hasilnya sesuai dengan jirih payahnya,” kata dia.

Menurut Parman, agar tidak terlalu banyak merugi, setidaknya harga cabe baik setan, kriting, dan rawit, bisa tembus Rp 20 ribu- Rp 25 ribu. Meski tidak cukup bagi petani, setidaknya harga cabai tersebut dapat memberi harapan untuk dapat memulihkan modal dan mendekati biaya produksi penanaman mulai pembibitan, pemupukan hingga masa panen.

Dikatakan, cabai mulai dapat dipanen pertama saat berumur 90 hari. Selanjutnya, satu minggu usai panen pertama masuk panen kedua. Setelah masa itu, dapat dilakukan tiap dua hingga tiga panen.
“Terhadap adanya gejolak harga cabe yang anjlok, saya berharap ada campur tangan Pemerintah Kabupaten Kendal melalui dinas terkait bisa menyelaraskan harga cabe. Sebab jika tidak, seluruh petani cabe di Kendal akan terpuruk,” ujar dia.
(sumber:radar)
Lebih baru Lebih lama